Hidup Easy Mode (Pake GAMESHARK!)

10:22

Jogjakarta 26 Desember 2016. Tepat jam 9 pagi dan ditemenin sama secangkir kopi susu dari torabika yang udah dengan setia nemenin gue pagi ini. Ya secangkir kopi yang selalu ada tanpa harus ribet dengan semua imbuhan aneh-anehnya.

Belakangan ini gue yang sekarang udah duduk di Semester akhir lagi gabut-gabutnya. Dimulai dari mata kuliah yang udah ga ada, jabatan di himpunan yang udah lengser, hingga skripsi yang jalan ditempat karena kehilangan semangat buat diselesaikan.

Rutinintas gabut ini kemudian gue manfaatkan untuk melihat indahnya bibir awkarin, merdunya alunan bit lagu young lex, dan lebih melakukan pendekatan ke smartphone gue tercinta (sengaja gue buat pake cinta, biar pencitraan bukan lagi mirip reza oktovian). yang mungkin selama ini hanya sesekali gue perhatikan. Ya gue harus adil, kalo dulu mungkin dia selalu ditinggalkan, difase ini dia harus banyak gue manfaatkan. Sebagai pendukung paham poligami (bukan berarti gue mau poligami), gue harus belajar adil terhadap semua yang bersingungan dengan hidup gue.

Dari semua rutinitas itu, ada yang kemudian menarik bagi gue. Bukannya senyum awkarin, atau gagahnya mas alek (younglex), melainkan sesuatu dari smartphone gue. Yoi bahkan sangking menariknya sesuatu ini bisa mengalahkan rasa kesel gue dengan pertanyaan-pertanyaan yang dengan setia dan rutin orang kirimkan, “skripsi gimana?”, “kapan lulus?, “kapan nikah?”, “kapan beranak?”. Pertanyaan-pertanyaan yang menurut gue akan dijawab ketika pada saatnya.

Belakangan gue lagi suka memperhatikan cewek-cewek cantik yang ibaratnya menjadi idola kaum mayoritas, tanpa ada nyinyiran dari kaum minoritas. Ya sebut saja kecantikan mutlak, yang tak bisa didebatkan atau dibantah, bahkan dengan fatwa atau aturan khusus sebut saja e..undag-undang (apalah). Ya dengan bantuan alat bantu super ajaib yang diberikan julukan smartphone ini, gue dengan rutinnya selalu memperhatikan cewek-cewek cantik ini.

Dengan niat awal buat cuci mata, dan membayangkan mereka untuk dijadikan bagian tambahan dari sebuah doa, yang akan diperkenalkan ke orang tua, semua perlahan berubah ketika kemudian gue mulai menggunakan otak untuk mikir “kayaknya nih orang beda”.

Ya selain sidik jari, nama, dan jenis kelamin yang beda, gue ngerasa ada yang beda diantara mereka. Ya hidup kita berbeda. Yaiyalah jik, beda, orang tua beda, lingkungan beda, yang sama cuma jenis kalian aja, manusia..

Bukan, bukan itu maksud gue.

Orang-orang atau cewek-cewek ini hidup semacam dengan tanpa hambatan dan halangan, atau biasa gue sebut dengan sebutan hidup dengan ala easy mode. Ya sepanjang gue perhatikan, hidup mereka udah kayak mirip main game, di level easy dan bahkan ditambah dengan gameshark atau cheat tambahan, yang ngebuat semuanya jadi lebih gampang.

Mereka bukan artis, udah jelas bahwa rutinitas yang banyak dan fans alay yang kayak gue bukan hambatan.

Mereka cantik, yang ngebuat semua urusan mereka 90% kelar. Belum lagi dengan keadaan keluarga mereka yang “serba ada”. Ya bener-bener serba ada, dari semua sisi. Kuliah dijurusan favorit. Gue bisa bayangin dengan semua yang mereka punya, ga ada hambatan buat mereka untuk ngelakuin atau pengen sesuatu.

Kita ambil contoh, kalo mereka butuh pacar (apalagi kayak gue), mereka tinggal post foto “aku jomblo mas”, atau sok-sok dengerin lagu-lagu jomblo dengan melody-melody ala kangen band. Gue jamin ga lebih dari 1 menit, langsung banyak yang ngantri. Orang dengan mereka ga post foto aja Waiting List (WL)nya aja udah pengen ngerasain kiamat (LAMA!) (Eh ga tau deng).

Ini jelas berbanding kebalik ama gue, yang bahkan duit fotocopyan ama duit makan harus rebutan, yang muka bahkan harus di diskon 100% baru laku dipasaran. Yang jauh dari kata berkecukupan, yang kadang harus perbanyak doa dan mendekatkan diri kepada Tuhan agar dijauhkan dari rasa kelaparan #ASEK!.

Intinya gue bingung, apa yang kira-kira sulit dari hidup mereka. Selain matakuliah, dan ngadepin cowok alay kayak gue yang banyak tingkah. Apa sebegitu berjasanya mereka dimasalalu, sehingga hidupnya memang dipasang gameshark oleh Tuhan?. Agar semuanya gampang?.

Atau, Tuhan sengaja kasih liat ke gue mereka, biar gue lebih bersyukur dan semangat agar bisa jadi kayak mereka (BUKAN CANTIK PASTINYA), atau gue sengaja disuruh untuk lebih memaksakan diri agar bisa memantaskan diri buat mereka?.

Ada yang bisa kasih jawaban?.

You Might Also Like

0 komentar