NgULIAH?

23:40


KuliACH, NguliAh, KuliYah, Kuliah? Gue terus ulang kata-kata itu berharap dapet konotasi yang bener akan arti sebenernya dari kuliah. Sejenis, sebuah, atau semacam pendidikan yang harus ditempuh oleh seseorang untuk mendapatkan status "layak" di kalangan, golongan, kasta, atau apalah namanya.


Waktu di jaman SMA, gue selalu terdoktrin oleh banyak kisah, film, sinetron, atau novel akan kisah dan cerita indah yang dialamin oleh banyak orang ketika fase kuliah. Di Sinetron kuliah digambarin sebagai tempat seorang Cowok akan makan dikantin, dan kemudian nabrak seorang cewek, yang kemudian kenalan, terus deket, pas mau nembak ga tau nya ada temennya juga yang naksir, terus ga jadi, terus ada konflik, terus baikan, terus si cowok nembak si cewek, terus jadian, terus mereka pacaran, dan ending nya bahagia. Di beberapa film dan novel, kuliah digambarkan dimana sesosok laki-laki akan menemukan banyak petualangan baru, yang diimbuhi dengan kisah bahagia, dan jelas dengan dampingan seorang wanita cantik jelita bagaikan "KAMU" sang bidadari Surga *Tsaaah.


Entah apakah ini cuma terjadi di gue, atau terjadi di semua kalangan Mahasiswa yang ada di Indonesia Raya, kisah kuliah di layar kaca berbanding terbalik dengan yang gue alamin selama ini. Gue kuliah di jurusan tersantai, di sebuah Universitas Swasta di sebuah kota bermakna istimewa "YOGYAKARTA". Awal kuliah gue sebagai Mahasiswa Baru, dengan ikhlas memberikan seabrek uang dengan nominal Jutaan Rupiah dengan kampus tercinta. Alesannya sih sederhana, didalem hati gede, gue berharap bisa nyelesain kuliah, terus bisa bikin bangga Ayah, dan Ibu tercinta yang waktu gue mau kuliah ngasih Cipokan Basah. Tapi di hati kecil gue, tetep aja gue ngarepin yang di Sinetron dan di Film yang gue tonton, bakal gue alamin di sini. Kan asik, bisa kuliah terus dapet bagian hati yang biasa disebut cinta, terus kuliah sama-sama, terus .... *ah jadi pengen puunya pacar beneran.


Dulu awal-awal kuliah, dengan dandanan mecing ala MABA (Mahasiswa Baru), gue menjajaki kehidupan perkuliahan gue dengan santai. Gue masih bisa ngelirik cewek-cewek cantik yang jalan kesana-kesini dengan santai, gue masih bisa ngabisin waktu dengan jelas, gue masih bisa mencari serpihan hati yang mungkin dijatuhkan Tuhan di jalan ketika gue masih berstatus sebagai Mahasiswa. Intinya gue masih santai!.


Tapi entah kenapa, berbanding lurus dengan jenggot dan kumis gue yang tumbuh semakin liar, keadaan pun semakin jadi kacau, ibarat hati yang risau karena diserang oleh sebuah pisau yang berdesau *apalah ini.


Semakin hari Dosen makin ga ber-peri-ke-tugas-an dalam ngasih tugas, Gue ga pernah nabrak cewek, dan terus jadian. Gue semakain kacau, dengan imbuhan W di akhir kata yang menjadi KACAW..(Alay karena udah terlalu beneran kacau). Gue jadi seolah-olah kehilangan arah buat nerusin perjalanan di bangku perkuliahan. Logika gue jadi kacau, gara-gara memikirkan sebuah logika goblok yang berbunyi "Ini gue bayar kuliah mahal untuk dikasih tugas sebanyak ini? Gue bayar kuliah mahal untuk ngerti apa itu penderitaan? Gue bayar kuliah mahal untuk putus asa? Gue bayar kuliah mahal, untuk cuma biar terlihat keren di mata lo? (Yang terakhir kode keras buat kamu)".


Pepatah gue yang bilang "Kuliah buat Sukses" seolah langsung lebur, hancur, dan remuk. Karena gimana gue bisa sukses, kalo di perjalanan kuliah nya aja gue udah hampir stres. Kuliah yang tadidnya untuk hidup, sekarang berubah jadi Hidup untuk Kuliah. Entah apa karena gue yang kebanyakan makan MSG, tapi jujur di bangku kuliah gue jadi ngerasa lebih bego dari sebelumnya. Padahal difase sebelumnya gue emang udah bego, bisa bayangin kan udah bego nambah bego?. Kalo gue udah bego, jadi kuliah itu emang sebenernya buat apaan sih? Buat terus mikirin kamu, dan memuji keindahan dirimu yang bak bidadari dari surga ketujuh, yang dihempaskan kebumi untuk membuat kacau hati diriku? Atau?...


Saran gue sih sebenernya sederhana aja, seharusnya Mahasiswa atau disini "Gue" dan Dosen itu seharusnya mending menjalin simbiosis Mutualisme, saling menguntungkan lah. Toh dosen ga rugi kan kalo ga ngasih tugas, dan kasih soal ujian mudah, yang kemudian diiringi dengan nilai A?. Dosen juga bakal dapet pahala, karena dengan nilai A, setidaknya dia bakal ngebuat orang tua si "Mahasiswa" bangga, dan bersyukur. Toh juga dosen gajinya perputaran uang dari para Mahasiswa kan? Ayolah seharusnya sistem pendidikan kita ini dirubah. Mungkin ada Mahasiswa goblok yang setuju ama gue?HAHA!

You Might Also Like

0 komentar