SMASH-AN CINTA ITU BERNAMA RIBKA

00:05

Heavy Rotation... Lantunan terakhir dari suara melody dari hape gue. Hari ini entah kenapa matahari terasa lebih mendekati bumi dari pada biasanya. Putaran Kipas berlabel Miyako sudah engga bisa lagi mendinginkan jiwa dan raga. Keringat berhasil membiakan diri untuk menciptakan kata mandi, yoi “mandi keringat” *apalah. Malangnya jadi Mahasiswa medioker, yang ga mampu untuk mencicipi dinginnya AC di kosan, cuma bisa memberikan solusi dengan telanjang dada sembari menyetubuhi lantai keramik yang setia untuk tidak menghasilkan panas. Persetubuhan yang dilabeli dengan lantunan-lantunan suara Veranda, dan Melody dari JKT48 yang selalu bisa untuk menyejukkan telinga, jiwa, dan raga.

Sibuk mendinginkan diri dengan persetubuhan bersama lantai, tiba-tiba seonggok pria bernama Fairuz datang sembari berkata, “Jik yok berangkat, udah mau mulai”. Yoi pria yang mengaku fans CherryBelle garis keras ini ngingetin gue untuk berangkat ke GOR Amongrogo Yogyakarta, untuk nyaksiin sekaligus meliput pertandingan Bulu Tangkis Sirkuit Nasional Pentul 2015.

Flashback ke hari sebelumnya. Sebenarnya gue dan Fairuz mengikuti sebuah pelatihan bernama “Pelatihan Jurnalistik Bultu Tangkis Mahasiswa” yang diadakan oleh Pentul Foundation dan Bulanan Kaki. Pelatihan yang awalnya gue ikutin cuma untuk dapetin “Sertifikat”, sekaligus membunuh waktu luang gue yang kosong di sela-sela libur Semester. Hari pertamanya sendiri berjalan ga asik, karena cuma diisi dengan teori, dan makanan yang mungkin cuma bisa dicobain setahun sekali.

Karena sertifikat diberikan dihari kedua, jadilah gue dan Fairuz berangkat kelokasi pertandingan menggunakan motor dan ditemani oleh Sinar Matahari Panas, yang seolah setia untuk mengikuti kami. Sesampainya di GOR, gue yang udah memiliki bau matahari langsung keruangan pelatihan jurnalistik. Disana gue dikasih informasi tentang apa yang harus gue lakuin, dan jangan gue lakuin. Yoi panitianya cukup hati-hati, mungkin karena takut salah satu diantara kita sebagai peserta melakukan hal gila. Karena pertandingan ini sendiri akan disiarkan secara langsung di sebuah televisi Swasta. Ga lucu kalo salah satu diantara kita masuk ke dalam arena pertandingan dengan joget salsa, atau ngaku sebagai obama.

Awalnya gue ngerasa bodo amat dengan semua instruksi yang diberikan, karena ya gue sendiri males untuk ngeliput pertandingan di GOR ini. Pertandingan yang sengga-engganya lebih dari 10 partai. Yang gue butuhin disini bukan ngeliput, atau apapun itu, yang gue butuhin disini cuma sertifikat. S E R T I F I K A T. Dengan huruf S didepan dan huruf T dibelakang. Kelar dengan semua instruksi, gue yang berjalan dengan memegang kamera Canon EOS 60D cuma bisa jadi makmum Fairuz yang lebih bersemangat dan bergairah, karena selain baru tanggal muda doi memang lebih tertarik kedunia ini, yoi jurnalistik.

Sibuk menjadi makmum Fairuz dan mengikuti kemanapun dia pergi, tiba-tiba mata gue seolah ditarik oleh gravitasi disebuah pertandingan. Ya pertandingan. Pertandingan ganda campuran, yang melibatkan pasangan putra dan putri sebagai subjeknya. Ya gue mencoba menelaah apa yang ngebuat mata gue bisa beralih ke pertandingan ini. Pertandingannya? Bukan. Wasitnya? Bukan. Bola bulu tangkisnya? Bukan. Pemain Putra nya? Bukan. Pemain putrinya?. Hmm, ya salah satu diantara mereka berhasil ngebuat mata gue beralih dan melihat dia. Ya dia, seorang pemain putri berambut panjang yang dicepol indah, bermata sendu tapi seolah bisa menciptakan rindu, memiliki senyum manja yang tentu saja seolah bisa membunuh waktu.

Dengan dalih menjalankan tugas, gue pun duduk dideretan wasit sembari memegang kamera. Alasannya ya tentu saja mencari bahan untuk dikumpulkan sesuai instruksi ketika diruang pelatihan. YAH! Teriakan indah dari perempuan ini, ketika berhasil melakukan smash ke tempat lawan. Orang banyak bilang, butuh waktu 15 detik untuk membuat pria jatuh cinta. Buat gue engga, cuma butuh 1 smash untuk ngebuat hati gue luluh lantah. Smash yang kemudian diimbuhi dengan butiran-butiran keringat yang ngebuat gue malah jadi jatuh cinta. Istilah ga boleh baper ketika melakukan perburuan, ya perburuan sertifikat seolah buyar ketika keringat-keringat perempuan ini berjatuhan dan membuat hati semakin bergairah. Predikat gue sebagai Sertifikat Hunter anti Baper seolah hancur dipertandingan ini. Ya terserahlah dengan itu semua, saat itu pandangan gue cuma bisa tertuju ke perempuan ini. Perempuan yang ternyata bernama Ribka. Nama yang gue dapatkan ketika ngeliat papan skor yang menunjukan keunggulan doi dan pasangannya dengan skor 17-5.

Mata yang tak berpaling, hati yang semakin dibuat melting. Hampir diseluruh jalannya pertandingan mata ini cuma tertuju ke perempuan ini. Dan “RIBKA YEE!”, kesalahan fatal keluar dari mulut gue. Mulut yang ga sengaja keceplosan untuk teriak ketika Ribka berhasil menuntaskan pertandingan. Yoi “semua mata tertuju pada ku”, istilah “Take Me Out” yang persis terjadi ke gue ketika itu. Dengan tatapan sinis dari instruktur yang berdiri di ujung lapangan, gue kemudian menundukan kepala dan berjalan balik kanan untuk meninggalkan lapangan. Ya dengan teriakan tolol tadi, gue juga harus rela untuk kehilangan sertifikat, yang malu untuk gue ambil. Tapi terserahlah itu sertifikat, hari itu gue menemukan bibit baru yang mungkin Jodoh Gue yang masih salah kiblat. Ya dialah Ribka, pemilik SMASH yang membuat hati luluh lantah untuk jadi jatuh cinta.

You Might Also Like

0 komentar