Tumbuh

00:57

(Foto by: http://www.luthfiassholam.com/#)

22 Mei, jam 00:32 WIB.

Hari ini usia gue 23 tahun.

Alhamdulillah Allah masih kasih nafas yang panjang dan rezeki yang banyak untuk gue terus berjalan di dunia yang semakin entahlah ini.

Ah,
Seperti biasa di saat umur resmi bertambah, hari ini gue juga masih belum terlelap.
Menghabiskan detik demi detik untuk merenung tentang apa aja yang terjadi sama hidup Mohamad Mozaik Al Isamer HA yang udah S.Ikom ini selama beberapa waktu kebelakang.

Seperti biasa, dengan imajinasi yang super luar biasa.
Ketika waktu lewat dari pukul 00:00 WIB, gue memastikan diri bahwa belum ada kekuatan super hero yang terbangkitkan dari tubuh ini. Percaya atau engga, imajinasi super liar ini masih  tetap terjaga dari dulu hingga sekarang. Bagi gue, memelihara imajinasi liar tentang menjadi super hero disaat pertambahan usia adalah sesuatu hal yang indah, walaupun kita semua sudah tau jawabannya.

23 tahun.
Usia yang sebenarnya sudah cukup matang bagi seorang manusia.

Bagi sebagian orang, mungkin mereka sudah bekerja.
Bagi sebagian orang, mungkin mereka sudah memantapakan diri untuk menikah.
Bagi sebagian orang, mungkin sudah merencanakan untuk pindah dari rumah mertua dan tinggal mandiri berdua.
Bagi sebagian orang, mungkin mereka sudah merencanakan tentang siapa nama anak mereka.

Di usia ini,
Peternak mimpi sudah tumbuh menjadi manusia yang benar-benar manusia.
Mengesampingan sedikit mimpi mereka, dan berjuang untuk apa yang dinamakan dengan nama hidup yang nyata.

Disaat banyak orang sudah sebegitu "nyata-nya", lalu kemana gue?
(foto dari Luthfi lagi)


Resign dari tempat kerja.
Meninggalkan Jogja.
Pulang ke rumah.
Setidaknya itu yang baru-baru ini gue lakuin.

Mimpi untuk mewujudkan pepatah "Mandiri dalam bekerja, dan merdeka dalam berkarya", membuat gue nekat untuk pulang dulu ke rumah, sambil melihat dan menjaga Ayah dan Ibu yang sudah semakin tua.
Gue sih bilangnya, "lagi mencoba mundur selangkah, untuk lari seribu langkah", semoga!
Sekarang gue lagi di rumah. Menata semua mimpi dan nyusun langkah yang pasti untuk hidup yang sebentar ini.


Ah!
Gue juga masih memanjatkan doa terhadap nona yang wujud dan ceritanya gue simpan dengan rapi dalam imajinasi yang diselipkan dalam tiap sujud hangat di penghujung sholat.
Sst, tenang aja. Dalam doa, namamu masih selalu jadi perbincangan hangat. Mengingat menjaga hati itu jauh dari kuasa gue, yang bahkan ga dapat detik dari lirik manismu.

Ya, sebagai penulis yang melankolis.
Pertanyaan Ibuk tentang "Jadi yang mana jik?"
Selalu dijawab lewat doa-doa dan puisi-puisi yang masih selalu rapi dituliskan dan dirapalkan di tiap-tiap kesempatan.

Terlepas dari hati dan mimpi.
Banyak yang terasa sudah tumbuh dari diri ini.
Pengalaman 18 tahun hidup di kampung halaman.
5 tahun sebagai anak rantau, nyatanya memang membuat Mozaik ini "semoga" menjadi sosok yang bertumbuh dan memiliki pandangan-pandangan baru terhadap hidup ini.

Sosok yang cengengesan dan suka mimisan kalau kepanasan, sudah mulai tumbuh dewasa.
Sudah suka ditanya "mana pacarnya", dan "sekarang kerja dimana"
Pertanyaan yang justru membuat bahagia karena sekarang "gue sudah dewasa".

Ah, cukup itu saja.
Biarkan cerita selanjutnya gue ceritakan semuanya kepada Tuhan yang selalu menakdirkan kisah yang nyatanya memberikan banyak senyuman.

Untuk kamu yang membaca ini.
Gue ga sempurna.
Banyak salah sudah jelas pastinya.
Maaf mungkin hanya yang bisa gue berikan.
Selain doa tulus terhadap kalian, orang-orang baik yang selalu ini melindungi gue dari segala hal.
Tetaplah berada di samping sini. 
Jangan pergi.
Karena kalian lah orang-orang yang terbaik dari hidup ini.

Salam hangat,



Dari orang yang selalu merepotkan kalian.
Mohamad Mozaik Al Isamer HA. 

 


You Might Also Like

0 komentar